Pendahuluan 

Pada Kamis, 25 Mei 2023 lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menyelenggarakan forum #VIDinsight Vol. 4 yang mengusung tema “Unlocking the Potential of Future Emerging Technologies: Next-gen Connectivity, Sensors and Devices.” Acara ini merupakan lanjutan dari rangkaian diskusi yang telah diselenggarakan sebelumnya pada #VIDinsight Vol. 1 tentang pembangunan jaringan gigabit di Indonesia, #VIDinsight Vol. 2 tentang jaringan giga LTE, dan #VIDinsight Vol. 3 tentang digitalisasi Pelabuhan di Tanjung Priok.  Pada #VIDisight, para stakeholders dari Kemenkominfo dan Kementerian/Lembaga terkait lainnya, serta para pelaku industri saling memberikan gagasan dan tanggapan terkait teknologi ke depan yang berpotensi memberikan implikasi besar pada perkembangan pembangunan digital nasional ke depan. #VIDinsight Vol. 4 menghadirkan dua narasumber, yaitu Aju Widya Sari (Direktur Telekomunikasi, Direktorat Jenderal PPI, Kemenkominfo) dan Mulyadi (Direktur Standardisasi PPI, Direktorat Jenderal SDPPI, Kemenkominfo), yang dimoderatori oleh Teguh Prasetya (Ketua Bidang MASTEL & Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia). Setelah pemaparan, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab dari Bappenas, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII), dan juga PT. Cisco System Indonesia sebagai industri teknologi komunikasi. 

1. Antisipasi Teknologi Masa Depan 

Berbicara mengenai teknologi masa depan, jaringan internet yang cepat dan reliable merupakan prasyaratnya. Jaringan 5G merupakan next-gen broadband yang sedang diupayakan pengembangannya di Indonesia. Saat ini, Indonesia masih dalam tahap pembelajaran dan investasi awal yang tercermin peluncuran jaringan 5G oleh beberapa penyelenggara telekomunikasi, meskipun belum pada tahap masif. Kedepannya, jaringan 5G ini perlu didorong pemanfaatannya untuk industri vertikal sehingga mampu mendorong peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) serta daya saing nasional. Hal ini juga didukung oleh perwakilan dari Ericsson Indonesia, di mana jaringan 5G yang nantinya dikolaborasikan dengan sensor mampu menciptakan smart industry

Dengan adanya jaringan yang cepat seperti 5G dan Wifi 6, Indonesia mampu bersiap untuk mengadopsi teknologi canggih. Beberapa teknologi ke depan yang perlu diantisipasi diantaranya adalah teknologi Internet of Things (IoT). Teknologi ini memungkinkan masyarakat untuk melakukan berbagai pekerjaan di mana pun dan kapan pun. Keunggulan IoT tersebut dapat terwujud dengan adanya jaringan yang cepat dan perangkat sensor yang mendukung efisiensi pekerjaan.   

Selanjutnya, Distributed Ledger Technology (DLT) juga perlu diantisipasi dengan mempertimbangkan kemampuannya dalam merekam dan berbagi data di beberapa penyimpanan data (data stores/ledger). Salah satu potensi use case yang dapat diimplementasikan dari DLT yaitu settlement pada berbagai sektor, contohnya manajemen keuangan. Hal ini dimungkinkan karena keunggulan DLT yang menawarkan transparansi, kontrol, dan keamanan data. 

Keunggulan DLT sebagai bagian dari disrupsi teknologi

Teknologi lainnya adalah interkoneksi berbasis Internet Protocol (IP), yaitu teknologi yang menghubungkan dan mengintegrasikan berbagai jaringan dan sistem komunikasi menggunakan protokol IP. Salah satu model yang berpotensi besar yaitu model IP Packet Exchange (IPX) yang berperan untuk membangun konektivitas nasional dan internasional. Dengan IPX, semua pihak dari pemerintah, industri, dan masyarakat dapat mengakses berbagai layanan IP dengan mudah, aman, dan berkualitas tinggi. 

2. Tantangan Utama dalam Mengadopsi Teknologi Masa Depan

Di tengah upaya untuk mendorong pemerataan teknologi terkini maupun untuk mengadopsi teknologi ke depan, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari tantangan infrastruktur dasar, tantangan teknologi infrastruktur, hingga tantangan teknologi pada perangkat dan sensor Dari segi infrastruktur dasar, tantangan utama yang dihadapi adalah masalah pembangunan infrastruktur yang belum merata, khususnya untuk jaringan backbone. Hingga kini, masih banyak desa dan kelurahan di Indonesia yang mengalami blank spot, yakni wilayah belum terjangkau oleh sinyal telekomunikasi. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kondisi topografi yang sulit.

Tantangan blankspot dalam pembangunan infrastruktur

Dari segi teknologi infrastruktur, menumbuhkan demand terhadap jaringan cepat seperti 5G hingga 6G khususnya untuk industri masih menjadi tantangan saat ini. Hal ini dikarenakan belum diketahuinya manfaat dari jaringan cepat tersebut dalam mendukung keberjalanan proses supply chain pada industri untuk meningkatkan produktivitas secara menyeluruh.

Dalam hal teknologi perangkat dan sensor, perwakilan dari Direktorat Industri Elektronika dan Telematika Kementerian Perindustrian juga menyampaikan terkait kondisi industri telekomunikasi dalam negeri yang tertekan, dikarenakan dominasi komponen TIK impor dari luar negeri yang tidak dikenakan biaya masuk. Hal ini menyebabkan industri perangkat dalam negeri masih sulit bersaing dalam upaya peningkatan TKDN.

3. Ancaman dari Teknologi Terdepan 

Berbagai teknologi baru dengan perangkat dan sensor yang lebih canggih tidak hanya akan memberikan manfaat, tetapi juga akan menimbulkan berbagai ancaman. Mulyadi, Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika Ditjen SDPPI menjelaskan, ancaman tersebut  berupa gelombang elektromagnetik, laser, dan ancaman dari pancaran gelombang radio yang berbahaya dan mengganggu kesehatan. Selain ancaman kesehatan, masalah interoperabilitas antar sistem juga perlu menjadi perhatian karena berkaitan dengan penggunaan data beserta ancaman keamanannya. 

Ancaman lainnya yang perlu untuk disoroti adalah limbah yang dihasilkan dari perangkat dan sensor. Berdasarkan kajian di tahun 2021, Indonesia menjadi negara dengan limbah elektronik tertinggi di Asia Tenggara. Dengan terus meningkatnya teknologi dan perangkat yang digunakan, maka potensi limbah juga akan terus meningkat.

Mulyadi S.T., M.T. membagikan pemaparannya dalam #VIDInsight Vol. 4 

4. Mendorong Terciptanya Ekosistem Teknologi Terdepan 

Beragam tantangan dan ancaman yang dihadapi tersebut tentunya memerlukan upaya dan strategi yang tepat, Dari segi infrastruktur, Aju Widyasari, Direktur Telekomunikasi, Ditjen PPI Kemenkominfo memaparkan bahwa upaya yang terus dilakukan demi terwujudnya penggelaran infrastruktur yang merata melalui kerja sama dengan operator telekomunikasi. Meratanya infrastruktur mampu mendorong terbangunnya ekosistem digital yang siap untuk menghadapi disrupsi teknologi ke depan.

“Infrastruktur merupakan pilar yang sulit. Tanpanya semua teknologi tidak bisa di-enable dan tidak ada artinya,” kutip Aju. 

Aju Widya Sari membagikan pemaparannya dalam #VIDInsight Vol. 4

Mulyadi, Direktur Standardisasi Perangkat Pos dan Informatika Ditjen SDPPI juga menjelaskan bahwa dalam menghadapi ancaman yang dihasilkan perangkat, Direktorat Standardisasi Kemenkominfo telah melakukan standarisasi terhadap perangkat, baik saat sebelum perangkat digunakan, pada saat digunakan, dan setelah digunakan. Pertama, pada saat sebelum digunakan perangkat harus dipastikan sesuai dengan standar teknis yang ada. Dalam menyusun standar teknis, Dit. Standarisasi mengadopsi standar internasional seperti ITU maupun forum seperti 3GPP. Setelah memenuhi standar, Dit. Standarisasi juga berperan dalam memastikan agar tidak ada perbedaan antara perangkat yang diperjualbelikan dengan yang diujikan. Selanjutnya, pemerintah juga memastikan perangkat yang beroperasi aman dari berbagai gangguan yang mengancam kesehatan, sekaligus memonitor sampah perangkat sehingga tidak mencemari lingkungan. 

Mengkolaborasikan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dengan peran industri juga penting untuk dilakukan agar mampu membantu Indonesia untuk memiliki daya saing dan bisa bersaing dengan pemain global. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan TKDN tersebut adalah dengan menerapkan Open RAN, di mana teridentifikasi adanya potensi perangkat yang mampu berkontribusi terhadap peningkatan TKDN sekaligus mendorong pertumbuhan teknologi ke depan seperti IoT.

“Beberapa upaya & program yang dilakukan Dirjen SDPPI, yaitu pembuatan roadmap untuk pengembangan Open RAN dan melaksanakan program bersama Asosiasi IoT Indonesia untuk mendorong pertumbuhan industri IoT di Indonesia,” ucap Mulyadi.

Lembaga dan stakeholder lain juga turut berupaya dalam penerapan future emerging technologies. Teguh Prasetya, Ketua Bidang MASTEL (Masyarakat Telematika Indonesia) & Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia mengungkapkan telah aktif berkolaborasi secara global untuk mendukung lokalisasi industri perangkat agar bisa memakmurkan rakyat dan meningkatkan produksi dalam negeri.  

Kesimpulan

Dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaya saing, pemanfaatan future emerging technology termasuk juga berbagai perangkat dan sensornya menjadi sebuah kunci. Beberapa teknologi ke depan yang perlu diantisipasi diantaranya adalah hyperconnectivity, Internet of Things (IoT), Distributed Ledger Technology (DLT), dan IP Packet Exchange (IPX). Hal ini  mempertimbangkan berbagai potensi dan benefit yang dapat diperoleh dari berbagai teknologi tersebut, dimulai dari efektivitas dan efisiensi hingga manfaat ekonomi berupa kontribusi terhadap PDB. Namun, potensi yang hadir tentunya diiringi juga dengan berbagai ancaman seperti ancaman kesehatan dari gelombang elektromagnetik hingga dominasi pemain global yang menekan industri telekomunikasi nasional. Disamping ancaman, menuju upaya adopsi terhadap teknologi yang canggih, Indonesia juga masih dihadapkan pada berbagai tantangan utama, khususnya dari sisi infrastruktur jaringan yang belum merata hingga teknologi perangkat dan sensornya. 

Pemerintah melalui Kemenkominfo berperan dalam mengupayakan terciptanya ekosistem yang mendukung adopsi teknologi ke depan, dengan upaya mendorong pemerataan infrastruktur hingga ke seluruh daerah, mengakselerasi penggelaran jaringan internet yang cepat (5G and beyond) kepada masyarakat dan industri, menyusun standarisasi untuk memastikan berbagai perangkat yang tersebar telah mengikuti standar yang sesuai dan aman digunakan oleh masyarakat, hingga menjalin kolaborasi dengan industri dan penyelenggara telekomunikasi lainnya. Upaya tersebut diharapkan mampu mendorong adopsi teknologi digital ke depan dan mengoptimalkan manfaat ekonomi dari penggunaan teknologi yang canggih. 

*** 

Visi Indonesia Digital (VID) 2045 diinisiasikan oleh Kominfo sebagai sebuah konsep yang bertujuan menyatukan rencana pembangunan digital nasional, dan diharapkan akan dituangkan ke dalam rancangan RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029. Saat ini, Kemenkominfo bersama kementerian lainnya tengah mengkaji dan menajamkan konsep tersebut, di mana diperlukan pengayaan khususnya untuk outlook dan antisipasi key trend teknologi kedepannya. 

#VIDinsight diselenggarakan sebagai forum diskusi multistakeholder untuk menjaring wawasan dan inspirasi mengenai proyeksi, tren, potensi, dan permasalahan strategis teknologi digital ke depan. Hasil diskusi dari #VIDinsight akan dimanfaatkan sebagai bahan penyusunan arah kebijakan dan strategi pembangunan digital nasional dalam Visi Indonesia Digital (VID). 

Bersama wujudkan digitalisasi nasional untuk Indonesia berdaulat, maju, adil, dan makmur.

Ikuti episode terbaru #VIDinsight setiap minggunya di YouTube @digital2045