FAQ

General / Umum

Visi Indonesia Digital 2045 merupakan konsep perencanaan jangka panjang di bidang digital yang diinisiasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk mengorkestrasi kepentingan stakeholders dengan perspektif sektoral dan kewilayahan. Visi Indonesia Digital 2045 memberikan visi, misi, sasaran dan strategi pembangunan digital untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Visi Indonesia Digital 2045

“Mewujudkan Ekosistem Digital yang Inklusif dan Kolaboratif Berbasis Inovasi, untuk Mendukung Indonesia Maju, Berdaulat, dan Berkelanjutan”

Pencapaian visi tersebut kan dilakukan dengan mengedepankan prinsip pembangunan digital sebagai berikut:

  1. Inklusif: memastikan bahwa kemajuan dan manfaat dari transformasi digital dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak ada yang tertinggal, dan semua warga negara mendapatkan kesempatan yang setara untuk di dalam pengembangan teknologi digital nasional.
  2. Memberdayakan: memberikan keterampilan, pengetahuan, akses agar seluruh masyarakat dapat berperan aktif di dalam pemanfaatan teknologi digital sehingga manfaat nasional dapat diraih lebih optimal.
  3. Berkelanjutan: membangun ekosistem digital dengan penggunaan teknologi secara bijak yang tidak hanya memberikan manfaat pada pembangunan ekonomi dan sosial, tetapi juga untuk keberlanjutan lingkungan. 

Misi Indonesia Digital 2045

Berangkat dari Visi Indonesia Digital 2045, maka didapatkan poin-poin misi yang menjadi tujuan bagi arah Indonesia Digital ke depan. Berikut adalah misi-misi tersebut:

  1. Mempercepat transformasi digital nasional sebagai strategi terpadu untuk meningkatkan pertumbuhan dan daya saing ekonomi, meningkatkan kualitas layanan publik, mengentaskan kemiskinan, memperkuat ketahanan dan keamanan, serta menjawab tantangan sosial masyarakat.
  2. Mengembangkan dan memperkuat ekosistem digital nasional yang menyeluruh dan berkesinambungan dengan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan: pemerintah, bisnis dan industri, asosiasi, akademisi, dan masyarakat sebagai co-creator dari ekosistem digital.
  3. Membuat regulasi-regulasi yang adaptif dan akomodatif terhadap perkembangan teknologi digital.
  4. Mendorong penguatan institusi sosial kemasyarakatan (lembaga pendidikan, keagamaan, masyarakat/keluarga) sebagai upaya masif peningkatan pemahaman digital untuk mengoptimalkan manfaat teknologi digital dan meminimalisir dampak negatifnya.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia melibatkan peran pemerintah, asosiasi dan akademisi, private sector, serta masyarakat dalam menyukseskan penyusunan konsep Visi Indonesia Digital 2045.

Pembangunan digital nasional dilakukan secara bertahap, dimulai dari fase penguatan fondasi digital, fase pengembangan ekosistem digital berdaya saing, fase pengembangan inovasi berkelanjutan, serta fase pemimpin teknologi global. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada milestone dan kerangka Visi Indonesia Digital 2045.

Dalam mewujudkan Visi Indonesia Digital 2045, dirancang 8 strategi imperatif yang perlu dilakukan bersama untuk mendorong pertumbuhan dan pengembangan inovasi untuk ekosistem digital nasional yang berdaya saing, yaitu:

  1. Penyediaan konektivitas merata, berkualitas, berkapasitas tinggi, beserta ekosistem infrastruktur dan teknologinya
  2. Penguasaan teknologi digital masa depan berbasis riset dan inovasi untuk pengembangan dan penguatan ekonomi, sosial, dan tata kelola yang berkelanjutan
  3. Menjaga kedaulatan data dan perlindungan privasi masyarakat dengan kebijakan, regulasi, dan kerjasama
  4. Penguatan ekosistem keamanan siber untuk mendukung transformasi digital yang aman
  5. Pembentukan masyarakat digital yang berdaya saing dan produktif dengan pengembangan literasi dan budaya digital, serta penguatan pendidikan dan pelatihan digital yang universal
  6. Pembentukan regulasi dan institusi yang adaptif di dalam ekosistem digital nasional
  7. Menciptakan iklim yang kondusif demi peningkatan investasi di bidang digital
  8. Meningkatkan kolaborasi antar stakeholders dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi digital yang merata ke seluruh wilayah Indonesia

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia berperan sebagai leading sector di bidang TIK untuk menginisiasi penyusunan konsep Visi Indonesia Digital 2045, yang diharapkan dapat menjadi arah kebijakan dan strategi yang mengorkestrasi pembangunan digital nasional.

Visi Indonesia Digital 2045 dituangkan ke dalam Key Performance Indicator (KPI) terukur sebagai acuan dalam mencapai digitalisasi pada pilar-pilar utama, meliputi Infrastruktur Digital, Ekonomi Digital, Pemerintah Digital, hingga Masyarakat Digital.

Pilar Infrastruktur Digital

Infrastruktur digital merupakan fondasi utama menuju digitalisasi nasional dan mendorong pilar-pilar transformasi digital lainnya. Penyediaan infrastruktur digital secara merata, berkualitas, dan konektivitas ultra-fast berkapasitas tinggi beserta ekosistem infrastruktur pendukungnya diperlukan untuk mendorong pengembangan dan penerapan teknologi next gen connectivity atau teknologi baru di masa depan.

Infrastruktur digital memiliki peran dalam membangun fasilitas perluasan konektivitas digital, meliputi pembangunan infrastruktur TIK melalui fokus pada penyediaan BTS, perluasan akses internet, dan penyediaan alokasi spektrum frekuensi agar layanan internet tersedia secara merata di seluruh wilayah Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi digital telah mengubah banyak aspek dalam berbagai sektor seperti bisnis, pemerintah, dan interaksi sosial. Kemajuan infrastruktur digital menjadi elemen kunci dalam mendorong keberhasilan digitalisasi di berbagai sektor. Meskipun terjadi peningkatan penggunaan internet dan mobile connection, namun masih terdapat kendala dalam infrastruktur digital Indonesia seperti rendahnya penetrasi fixed broadband, kecepatan internet yang rendah, serta biaya layanan yang tinggi. Faktor-faktor seperti keterbatasan listrik, geografi yang kompleks, hambatan regulasi, dan kualitas industri telekomunikasi juga menjadi tantangan dalam pengembangan infrastruktur digital. Untuk mencapai jaringan gigabit yang lebih cepat dan berkualitas serta mendukung teknologi masa depan seperti jaringan 5G, diperlukan adanya investasi lebih lanjut. Di samping itu, pertumbuhan data center, perangkat TIK, dan konten lokal juga perlu ditingkatkan untuk mendukung pertumbuhan jaringan internet broadband, meskipun masih terdapat kendala dalam akses perangkat TIK, adopsi teknologi Internet of Things (IoT), dan regulasi yang belum maksimal. Dengan upaya yang tepat, Indonesia dapat mempercepat penetrasi jaringan internet dan meningkatkan ekosistem digital.

Sebagai fondasi dalam mewujudkan Indonesia Digital 2045, sasaran infrastruktur digital adalah memastikan konektivitas broadband berkualitas menjangkau seluruh pelosok Indonesia, meningkatkan jaringan berkapasitas tinggi yang merata, dan menciptakan fondasi ekosistem infrastruktur kuat bagi konvergensi teknologi dan penerapan teknologi masa depan yang inklusif dan inovatif.

Indikator-indikator yang digunakan untuk melihat keberhasilan atas sasaran yang ingin dicapai pada infrastruktur digital, antara lain:

  1. Jumlah pengguna internet terhadap populasi: Diukur dengan rasio persentase jumlah penduduk yang telah menggunakan internet terhadap jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan. Sumber pengukuran dari World Bank.
  2. Jumlah gigabit city: Jumlah kota/kabupaten yang telah memiliki cakupan jaringan serat optik (fiber optic) hingga ke kecamatan lebih dari 80% di wilayah tersebut. Sumber pengukuran dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
  3. Rata-rata kecepatan unduh mobile broadband: Rata-rata kecepatan internet untuk unduh (download) dengan mobile broadband. Sumber pengukuran dari berbagai lembaga pengukuran kredibel dengan melihat rata-rata hasil tes kecepatan pengguna setiap hari.

Pihak yang terlibat dalam menyukseskan pilar infrastruktur digital salah satunya adalah pemerintah yang memiliki peran sentral dalam membuat kebijakan dan regulasi yang mendukung pertumbuhan ekosistem digital serta mengalokasikan anggaran untuk pengembangan infrastruktur. Selain peran pemerintah, peran private sector, asosiasi, akademisi, dan instansi lainnya juga ikut mendukung pembangunan infrastruktur digital di Indonesia.

Dalam mempersiapkan implementasi 5G secara nasional, Kementerian Kominfo turut berkontribusi dalam penyusunan regulasi, penyiapan spektrum frekuensi radio, model bisnis, infrastruktur, perangkat, ekosistem, hingga talenta digital. Berbagai uji coba penggelaran telah dilakukan dalam mendukung agenda nasional seperti G-20 dan MotoGP di Mandalika dalam memastikan jaringan internet yang cepat dan berkualitas.

Pilar Ekonomi Digital

Pilar Ekonomi Digital berfokus pada pengembangan ekosistem digital yang inklusif dan inovatif untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi Indonesia. Beberapa elemen utama dari Pilar Ekonomi Digital meliputi pengembangan sektor TIK sebagai penopang digitalisasi ekonomi, peningkatan inovasi teknologi, dan upaya adopsi teknologi digital di sektor-sektor strategis.

Ekonomi Digital memiliki peran dalam membangun ekosistem ekonomi melalui pengembangan start up digital, pilot project solusi teknologi digital pada berbagai sektor prioritas, pengembangan R&D, perancangan tata kelola ekonomi digital, serta pelindungan data dan privasi.

Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam satu dekade terakhir, dengan PDB nasional meningkat dari Rp 8.241 pada tahun 2012 menjadi Rp 19.588 T pada tahun 2022. Terjadi pergeseran dari sektor primer ke sektor jasa dalam struktur ekonomi, dengan sektor-sektor tradisional seperti pertanian dan perikanan mengalami penurunan sementara sektor jasa terus tumbuh. Meskipun pertumbuhan ekonomi digital terus berlanjut, Indonesia masih menjadi konsumen teknologi daripada produsen dengan mengimpor teknologi dari luar negeri. Untuk mengatasi isu-isu ini, penting untuk mendorong aktivitas R&D, memastikan pendanaan yang memadai, dan melindungi hak kekayaan intelektual. Ekosistem startup di Indonesia juga berkembang pesat, namun masih menghadapi tantangan seperti kurangnya inovasi, kesulitan mencari talenta, dan masalah pembiayaan. Selain itu, sektor-sektor prioritas seperti manufaktur dan UMKM perlu meningkatkan produktivitas dan adopsi digital. Investasi dan pendanaan juga perlu ditingkatkan, baik dari pemerintah maupun sektor swasta.

“Sasaran pada pengembangan ekonomi digital meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan melalui optimalisasi penerapan teknologi digital, menghasilkan inovasi yang berdampak positif, dan meningkatkan daya saing global. Untuk menjadikan ekonomi digital berdaya saing maka perlu memajukan ekosistem digital nasional, penguatan riset dan inovasi, dan pengembangan kemitraan lintas sektor untuk adopsi teknologi ke seluruh sektor ekonomi nasional.

Dua indikator yang digunakan untuk melihat keberhasilan atas sasaran yang ingin dicapai pada ekonomi digital, yaitu:

  1. Kontribusi Ekonomi Digital pada PDB: Rasio persentase kontribusi digital untuk ekonomi nasional dengan keseluruhan nilai PDB.
  2. Nilai Ekonomi Digital: Besaran estimasi total penjualan serta volume transaksi yang dilakukan melalui platform selama laju pertumbuhan majemuk tahunan compound annual growth rate (CAGR) dengan satuan nilai rupiah. Sumber pengukuran dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.

Pilar Masyarakat Digital

Pilar Masyarakat Digital berupaya untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki kemampuan digital dan produktif dengan pemanfaatan teknologi digital. Meliputi program-program untuk peningkatan literasi, kecakapan, keahlian, dan keterampilan bidang digital untuk seluruh masyarakat.

Pilar Masyarakat Digital berperan dalam meningkatkan kapasitas masyarakat dalam berbagai aspek, seperti peningkatan literasi digital, memunculkan inovasi baru yang selaras dengan percepatan transformasi digital, serta pemanfaatan teknologi yang efektif untuk meningkatkan produktivitas.

Pada tahun 2045, Indonesia akan mengalami bonus demografi dengan pertumbuhan penduduk usia produktif yang signifikan. Namun, Indonesia perlu mengatasi sejumlah tantangan terkait pemanfaatan teknologi digital. Meskipun memiliki potensi besar dengan pangsa ekonomi internet yang besar dan pengguna internet yang aktif, Indonesia masih menghadapi masalah dalam ketersediaan tenaga profesional di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Tantangan lain meliputi peran pendidikan formal dalam mengintegrasikan literasi digital, perluasan literasi STEM, dan pelatihan guru untuk mengajar di era digital. Selain itu, kesadaran dan penggunaan teknologi digital yang masih tertinggal khususnya di luar wilayah Jawa dan Bali menciptakan adanya kesenjangan. Penggunaan internet yang kurang etis dan penyebaran konten negatif serta disinformasi menjadi masalah sosial. Selain itu, digitalisasi juga memengaruhi budaya lokal dan meningkatkan ketimpangan sosial berdasarkan wilayah, gender, usia, dan kelas sosial. Dalam menghadapi transformasi digital, partisipasi aktif masyarakat lokal di berbagai wilayah Indonesia diperlukan untuk mengatasi tantangan ini dan memastikan bahwa teknologi digital mendukung nilai-nilai dan kearifan lokal.

Pada masyarakat digital, yang menjadi sasaran adalah menciptakan SDM digital nasional yang terampil dan berdaya saing dengan penguasaan teknologi, dan membentuk masyarakat yang produktif memanfaatkan teknologi digital, dengan tetap memegang nilai budaya sosial sebagai pijakan dalam menghadapi transformasi digital ke depan. Pemanfaatan dan penguasaan teknologi digital diharapkan dapat tetap terus dijaga keseimbangan dan kesinambungannya antara perkembangan teknologi dengan kearifan lokal.

Untuk mengukur keberhasilan atas berbagai sasaran tersebut Indikator yang digunakan pada masyarakat digital, antara lain:

  1. Peringkat Indeks Masyarakat Digital (APAC): Peringkat Indonesia secara global yang mengukur kemajuan masyarakat digital berdasarkan komponen penting seperti digital lifestyle, digital trade, dan sebagainya. Sumber pengukuran dari Global System for Mobile Communications Association (GSMA).
  2. Tenaga kerja sektor TIK terhadap total tenaga kerja: Rasio persentase jumlah pekerja pada sektor TIK dibandingkan dengan total jumlah pekerja secara keseluruhan. Sumber pengukuran dari International Labor Organization. 

Pilar Pemerintahan Digital

Pemerintahan Digital merupakan pilar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan, transparansi, partisipasi masyarakat, kualitas pelayanan publik. Meliputi penerapan menyeluruh digitalisasi pemerintahan, pengintegrasian, pengelolaan, dan pengembangan teknologi digital pada sektor pemerintahan.

Indonesia telah mengalami perkembangan teknologi digital yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian, dalam hal penyediaan layanan publik yang berkualitas, kita masih tertinggal dibandingkan dengan beberapa negara lain. Pemerintah berupaya meningkatkan pemanfaatan teknologi digital melalui Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Namun, ada sejumlah masalah yang dihadapi, seperti infrastruktur teknologi yang terbatas, banyaknya aplikasi pemerintah yang tidak terintegrasi, kurangnya transparansi dan akuntabilitas data, serta masalah keamanan siber. Selain itu, perlindungan data pribadi juga menjadi perhatian, karena seringnya terjadi kebocoran data yang mengancam privasi masyarakat. Dalam rangka mengatasi masalah ini, perlu ada tindakan konkret seperti meningkatkan keamanan siber nasional dan memperkuat perlindungan data pribadi.

Sasaran pemerintahan digital adalah untuk menciptakan ekosistem pemerintahan berbasis inovasi layanan dengan penerapan teknologi maju, membangun proses perumusan kebijakan berbasis data nasional, meningkatkan efisiensi dan transparansi layanan publik, dengan tetap memastikan keamanan dan perlindungan data seluruh warga negara.

Indikator yang digunakan untuk melihat keberhasilan atas sasaran yang ingin dicapai pada pemerintahan digital, yaitu:

  1. Peringkat E-Gov Indeks (EGDI): Peringkat Indonesia secara global yang menilai efektivitas desain dan implementasi penerapan e-government di 193 negara. Sumber pengukuran dari United Nations. 

Lainnya

VIDinsight merupakan forum diskusi multistakeholder untuk menjaring wawasan mengenai proyeksi, tren, potensi, hingga permasalahan strategis dalam mengembangkan ekosistem digital ke depan. Forum ini memberikan pemahaman tren teknologi dan dampaknya terhadap pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya di Indonesia.

Future Technologies

Ke depannya, berbagai megatren dan perkembangan teknologi digital akan berimplikasi pada pembangunan digital di Indonesia. Kemunculan future emerging technologies, seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), blockchain, metaverse, quantum computing, dan teknologi lainnya, menuntut adanya antisipasi yang matang dari pemangku kepentingan terkait. Untuk itu, diperlukan strategi yang terencana untuk mengintegrasikan perkembangan teknologi ke dalam kerangka pembangunan nasional, khususnya bidang digital.