Pendahuluan 

Pada Kamis, 13 April 2023 lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menyelenggarakan forum #VIDinsight Vol. III dengan mengusung tema “Smart Solutions for Smart Ports.” Pada acara ini, para stakeholders, baik dari Kemenkominfo maupun Kementerian/Lembaga terkait lainnya, serta para pelaku industri dapat menjaring gagasan dan aspirasi terkait penerapan future emerging technologies di pelabuhan Indonesia, terutama Pelabuhan Tanjung Priok. Acara ini merupakan lanjutan dari rangkaian diskusi yang telah diselenggarakan sebelumnya pada #VIDinsight Vol. I tentang pembangunan jaringan gigabit di Indonesia dan #VIDinsight Vol. II tentang membangun jaringan giga LTE di Indonesia.

#VIDinsight Vol. III ini membahas kondisi, isu dan tantangan, serta potensi penerapan use case di Pelabuhan Indonesia, khususnya Pelabuhan Tanjung Priok. Acara kali ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Ir. Subagiyo, MT. (Kepala Kantor Otoritas, Pelabuhan Utama Tanjung Priok) dan Fadli Hamsani (General Manager Customer Solution Management, Telkomsel), yang dimoderatori oleh Harry Sutanto selaku Wakil Ketua Umum Bidang Maritim dan Kepelabuhanan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia/ALFI. Selain itu, terdapat juga sesi diskusi bersama perwakilan dari PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo), perwakilan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, perwakilan Lembaga National Single Window Kementerian keuangan, dan pelaku industri teknologi yaitu Huawei Tech Indonesia.

1. Pentingnya penerapan smart port di Indonesia

Melalui perdagangan domestik dan internasional, sektor logistik menjadi salah satu sektor yang berpotensi memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, berdasarkan data Kemenkeu pada tahun 2021, biaya logistik Indonesia mencapai angka 23,5% dari PDB. Nilai ini relatif tinggi jika dibandingkan dengan biaya logistik di negara ASEAN lain yang rata-rata hanya mencapai 13% dari PDB. Untuk menekan biaya tersebut, transformasi digital melalui penerapan green and smart port penting untuk dilakukan.

Salah satu lokasi potensial untuk penerapan smart port adalah Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan ini dipilih karena memiliki kesiapan infrastruktur digital, kesiapan ekosistem pendukung, serta sumber daya yang mumpuni. Dengan bantuan teknologi, penerapan smart port akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bongkar muat barang dan proses bisnis pelabuhan lainnya. Selain itu, untuk mencegah pencemaran pantai dan mengurangi emisi karbon, pelabuhan dapat menerapkan konsep green port untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Dengan konsep smart and green port, penggunaan teknologi diharapkan tidak hanya dapat meningkat efektivitas dan efisiensi proses bisnis, tetapi juga dapat menjaga sustainability lingkungan sekitar pelabuhan. 

Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Ir Subagiyo MT menyampaikan materi pada #VIDinsight III.

Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Ir Subagiyo MT menyampaikan materi pada #VIDinsight III. (Gambar)

2. Kondisi terkini Pelabuhan Tanjung Priok 

Pelabuhan Tanjung Priok merupakan salah satu pelabuhan terbesar dan tersibuk di dunia, dimana hampir 70% kegiatan ekspor Indonesia dilakukan di pelabuhan ini. Data menujukkan bahwa terdapat sekitar 24.000 hingga 25.000 angkutan yang keluar masuk Pelabuhan Tanjung Priok setiap harinya. Tanjung Priok juga menjadi international gateway untuk Indonesia yang melayani berbagai  pelayanan direct ke negara-negara di Asia, Benua Australia, Amerika , hingga Eropa. 

Sejak tahun 2021, aktivitas perdagangan di Pelabuhan Tanjung Priok, baik  domestik maupun internasional mengalami peningkatan. Sebagai contoh, trafik kargo non kontainer yang meliputi gencar, curah kering, dan curah cair meningkat menjadi 8 juta ton di tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2020 yang hanya sekitar 6 juta ton. Kinerja pelayanan Pelabuhan Tanjung Priok juga mengalami peningkatan sejak tahun 2019 yang dibuktikan dengan pengurangan masa dwelling time menjadi 2,5 hari dibandingkan sebelumnya yang dapat mencapai 5-7 hari. 

Total trafik barang domestik dan internasional di Pelabuhan Tanjung Priok. Gambar: Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok
Produktivitas layanan di Pelabuhan Tanjung Priok 2019-2022. Gambar: Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok.

Selain itu, pemerintah juga tengah menyusun sistem pengelolaan limbah di pelabuhan secara digital. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, produksi limbah minyak dan air di Pelabuhan Tanjung Priok telah berhasil dikurangi dari 1.286 total limbah pada tahun 2019, menjadi hanya 681 limbah pada tahun 2022. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam sistem pengelolaan limbah di pelabuhan tersebut. Dengan adanya upaya pengurangan produksi limbah, diharapkan Pelabuhan Tanjung Priok dapat menjadi salah satu pelabuhan yang tidak hanya smart, namun juga bersih dan ramah lingkungan.

3. Isu dan tantangan implementasi smart port 

Terlepas dari kondisi Pelabuhan Tanjung Priok yang semakin membaik, sektor transportasi dan logistik masih perlu ditingkatkan demi terwujudnya smart port dan green port. Sebagai contoh, lamanya proses dwelling time dan waiting time menimbulkan efek domino di seluruh operasi pelabuhan, mulai dari perlambatan proses bongkar muat kargo, kemacetan lalu lintas di pelabuhan, panjangnya jam kerja buruh hingga meningkatnya jumlah polusi. 

Pada Pelabuhan Tanjung Priok, kemacetan diakibatkan oleh keterbatasan kapasitas lapangan penumpuk peti kemas serta sistem digitalisasi traffic management yang belum dikembangkan.  Meski begitu, upaya-upaya telah dilakukan, salah satunya dengan membentuk tim task force SITAF (Pengawasan Keamanan dan Ketertiban berbasis digital) yang bertugas untuk mengatasi kemacetan di Pelabuhan. 

Dari sektor logistik, Harry Sutanto selaku Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia, menyatakan bahwa permasalahan pada tahapan implementasi perlu didukung melalui pembangunan ekosistem digital. Pembangunan tersebut bisa mulai diwujudkan melalui peningkatan kemampuan teknologi dan informasi SDM, sehingga tercipta kesempatan baru bagi pelaku usaha untuk membentuk ekosistem yang mendukung transformasi digital di Pelabuhan. 

Wakil Ketua Umum Bidang Maritim dan Kepelabuhanan ALFI, Harry Sutanto dalam sesi tanya jawab #VIDinsight III.

Wakil Ketua Umum Bidang Maritim dan Kepelabuhanan ALFI, Harry Sutanto dalam sesi tanya jawab #VIDinsight III. (Gambar)

Selain sistem dan isu spesifik di lapangan, tantangan krusial lainnya adalah kesiapan infrastruktur telekomunikasi. Heru Satrio, selaku Group Head Teknologi Informasi dari PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo), mengatakan bahwa kualitas jaringan masih jadi isu utama bagi Pelabuhan Tanjung Priok dan pelabuhan lainnya. Jaringan yang kurang baik dapat mengganggu sistem identifikasi elektronik dan juga use case teknologi yang tengah diterapkan di pelabuhan. Oleh karena itu, dibutuhkan infrastruktur telekomunikasi yang cepat dan andal untuk dapat mengimplementasikan use case teknologi smart port dan mewujudkan operasi pelabuhan yang efektif dan efisien. 

4. Use case teknologi smart port 

Tantangan-tantangan yang ada dapat ditangani melalui penerapan beberapa use case teknologi. Menurut General Manager Customer Solution Telkomsel, Fadli Hamsani, konsep smart port terdiri dari smart environment monitoring, smart operations, dan smart assets management. Ketiga konsep ini memanfaatkan berbagai teknologi, seperti IoT devices/sensor, Big Data & Cloud, Artificial Intelligence (AI), serta Cyber Security untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pelabuhan secara keseluruhan.

Dalam hal penerapan teknologi pada smart port, terdapat beberapa use case teknologi yang dapat diterapkan, antara lain Operations Center, Video Surveillance, Group Communication, Remote controlled cranes, Real-time asset location, Automated Guided Vehicles (AGVs), drone inspection, dan Automatic Gate Control. Semua use case tersebut hadir untuk memudahkan pengaturan dan pemantauan seluruh proses bisnis di pelabuhan. 

Sebagai contoh, penerapan  Video Surveillance dapat menjadi alarm kepada tim keamanan pada saat sebelum terjadi kecelakaan dengan menerapkan sistem face recognition dan memastikan kelengkapan Alat Pelindung Diri (APD) pada pekerja. Selanjutnya, teknologi Automated Guided Vehicles (AGVs) dapat digunakan untuk mengangkut muatan dari dan menuju kapal serta membantu proses bongkar muat di area penyimpanan pelabuhan secara cepat. Terdapat juga drone inspection atau inspeksi drone untuk melihat titik-titik buta dan mengetahui ancaman keamanan secara cepat, sehingga dapat meningkatkan efisiensi inspeksi secara keseluruhan. 

Penerapan use case teknologi smart port terus didukung oleh program Stranas PK dan National Logistics Ecosystem (NLE). Melalui program ini, semua sistem yang dibangun oleh masing-masing K/L akan dikolaborasikan ke dalam satu sistem yang bernama Single Submission. Dengan penerapan Single Submission, layanan akan terdigitalisasi, sehingga bisa memberikan pelayanan yang transparan dan cepat bagi para pelaku usaha (stranaspk.id)

Beberapa sistem layanan yang termasuk ke dalam Program Kerja Stranas PK dan NLE. Gambar: Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok.

Beberapa sistem layanan yang termasuk ke dalam Program Kerja Stranas PK dan NLE. Gambar: Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok.

Sejauh ini, beberapa sistem layanan sudah dikembangkan di Tanjung Priok, seperti Terminal Booking System (TBS) dan Sistem Monitoring (SIMON TKBM). TBS adalah sistem pre-booking dalam penerimaan dan pengeluaran peti kemas yang harus dilakukan oleh pemilik barang. Melalui sistem TBS, pergerakan peti kemas menjadi lebih efisien, sehingga mengurangi durasi dwelling time.

Layanan lainnya adalah SIMON TKBM yangbertujuan untuk mengawasi kegiatan dan produktivitas tenaga kerja yang akan terintegrasi dengan sistem Inapornet. Sistem Inapornet merupakan sistem informasi layanan elektronik terpusat untuk melayani kegiatan kapal dan barang di pelabuhan seluruh Indonesia. 

Di Tanjung Priok, penerapan Inapornet sudah dilakukan sejak tahun 2016 dan masih terus dievaluasi hingga saat ini. Inapornet menjadi solusi yang membuat pelayanan menjadi lebih cepat, mudah dilacak, terintegrasi, dan transparan. Dalam upaya memangkas birokrasi di pelabuhan, dikembangkan juga sistem bernama Single Truck Identification Data (STID), yaitu sistem identifikasi elektronik untuk mengidentifikasi dan memantau arus keluar masuk truk di seluruh wilayah Pelabuhan Tanjung Priok. 

5. Aksi bersama demi masa depan

Kesiapan sumber daya manusia, teknologi, dan infrastruktur adalah tiga hal yang saling terkait dan mempengaruhi keberhasilan penerapan smart port di Indonesia. Sumber daya manusia yang terampil dan terlatih dapat memaksimalkan penggunaan teknologi yang tersedia, sedangkan infrastruktur yang memadai mendukung aksesibilitas dan ketersediaan teknologi. Dengan adanya sinergi antara sumber daya manusia, teknologi, dan infrastruktur, implementasi smart port akan lebih maksimal. 

Disamping itu, pemerintah dan sektor logistik juga perlu mematangkan roadmap dalam penerapan digitalisasi di pelabuhan.Untuk mendorong roadmap tersebut, diperlukan juga pembangunan ekosistem dan kolaborasi dalam mempersiapkan masa depan pelabuhan  digital Indonesia. 

“Ujungnya, tugas besar kita adalah people and culture. Digital workforce juga tidak boleh dilupakan. Kuncinya adalah people, process, and technology.” Ungkap General Manager Customer Solution Management Telkomsel, Fadli Hamsani. 

General Manager Customer Solution Management Telkomsel, Fadli Hamsani menyampaikan pemaparan pada #VIDinsight III.

General Manager Customer Solution Management Telkomsel, Fadli Hamsani menyampaikan pemaparan pada #VIDinsight III. (Gambar)

Kesimpulan

Indonesia berhasil menduduki peringkat ke-9 dari 20 besar negara di dunia yang memiliki performa pelabuhan terbaik (data dari United Nations Conference on Trade and Development/UNCTAD, tahun). Untuk meningkatkan performa pelabuhan di Indonesia, smart port dapat menjadi salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam peningkatan efektivitas dan efisiensi proses bisnis pelabuhan di Indonesia melalui digitalisasi. Namun, mewujudkan smart port tidak terlepas dari tantangan-tantangan ,seperti lamanya proses dwelling time dan waiting time yang menyebabkan efek domino di seluruh operasi pelabuhan. Untuk menanganinya, dibutuhkan penerapan use case teknologi yang didukung dengan kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur pendukung. Kerja sama antara sumber daya manusia yang berkualitas, pemerintah, sektor logistik, industri teknologi, dan masyarakat akan menciptakan ekosistem transformasi digital untuk pelabuhan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan efektivitas kinerja pelabuhan dan mendorong kontribusi sektor logistik terhadap PDB nasional. 

***

Visi Indonesia Digital (VID) 2045 diinisiasikan oleh Kominfo sebagai sebuah konsep yang bertujuan menyatukan rencana pembangunan digital nasional, dan diharapkan akan dituangkan ke dalam rancangan RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029. Saat ini, Kemenkominfo bersama kementerian lainnya tengah mengkaji dan menajamkan konsep tersebut, di mana diperlukan pengayaan khususnya untuk outlook dan antisipasi key trend  teknologi kedepannya. 

#VIDinsight diselenggarakan sebagai forum diskusi multistakeholder untuk menjaring wawasan dan inspirasi mengenai proyeksi, tren, potensi, dan permasalahan strategis teknologi digital ke depan. Hasil diskusi dari #VIDinsight akan dimanfaatkan sebagai bahan penyusunan arah kebijakan dan strategi pembangunan digital nasional dalam Visi Indonesia Digital (VID). 

Bersama wujudkan digitalisasi nasional untuk Indonesia berdaulat, maju, adil, dan makmur.

Ikuti episode terbaru #VIDinsight setiap minggunya di YouTube @digital2045